SelaMat DatanG dI Blogg CoRetaN Lare NgaPak

Kamis, 25 Agustus 2011

Langkah-Langkah Metode Resitasi

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134116-langkah-langkah-metode-resitasi-penugasan/

Minggu, 13 Maret 2011

Ak Mungkin Tak pernah Lagi


Aku mungkin takkan melihat hari esok
Tak ada jaminan
Dan semua yang terjadi kemarin
Menjadi bagian dari sejarah

Meramal masa depan, aku tak dapat
Mengubah masa lampau, aku tak mampu
Milikku hanya hari ini
Yang kelak akan menjadi kenangan

Aku harus bijak memanfaatkan saat-saatku
Karena semua itu akan berlalu
Lalu lenyap selamanya
Menjadi bagian masa lalu

Aku harus curahkan kasih sayangku
Membantu bangkit mereka yang jatuh
Menjadi teman bagi yang kesepian
Membuat hidup mereka sempurna

Kejahatan yang kulakukan hari ini
Tak dapat kubatalkan
Persahabatan yang gagal ku bina
Mungkin tak pernah dapat kuusahakan

Aku mungkin tak punya kesempatan lain
Tuk bersujud mengucap doa

Tuhan....!!
Dengan kerendahan hati ku bersyukur
Atas hari ini yang Kau karuniakan kepadakau

Minggu, 06 Maret 2011

"wanita"


Jadilah seorang wanita sholihah,
Yang hatinya dibalut rasa taqwa kepada Allah,

Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Dien Allah,

Yang senantiasa haus dengan ibadah kepada Allah,

Yang senantiasa dahaga akan mengharap ridho Allah

Yang sholatnya adalah bekal dirinya,

Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,

Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,

Yang senantiasa bersama para mujahiddah Allah…


Jadilah seorang wanita sholihah

Yang menjaga tutur katanya,

Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,

Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,

Yang senatiasa berbuat kebajikan karena sifatnya yang penyayang,

Yang mempunyai banyak kawan dan tidak mempunyai musuh yang bersifat jahat…

Jadilah seorang wanita sholihah

Yang menghormati suaminya.

Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,

Yang akan menjaga kerukunan rumahtangga,

Yang akan mendampingi suami dalam mendidik anak-anaknya untuk mendalami Islam,

Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,

Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat…


Jadilah seorang wanita sholihah,

Yang senantiasa bersedia untuk menjadi makmum imamnya

Yang hidup di bawah naungan Al-Quran dan qona'ah

Yang tidak dikotori dengan perhiasan dunia

Yang menjaga matanya dari berbelanja,

Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.


Jadilah seorang wanita sholihah

Yang selalu menjaga lisan, penyayang keluarga & suaminya,

Matanya lelah karena membaca al-Quran,

Suaranya lesu karena lama berzikir,

Tidurnya lelap dengan cahaya keimanan,

Bangunnya Subuh penuh kesigapan

Karena dia sadar betapa indahnya menjadi wanita sholihah melebihi perhiasan apapun didunia

Semakin sadar bertambah usianya bertambah kematangannya


Jadilah seorang wanita sholihah

Yang senantiasa mengabdikan diri untuk menjadi mujahiddah Allah

Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,

Yang mana buah kehidupan itu perlu dipelihara dan dijaga,

Agar tumbuh putik tunas yang bakal menjaga dirinya di alam baqa'

Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.


Jadilah seorang wanita sholihah

Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,

Karena dia memimpikan syurga Allah.

Semoga senantiasa selalu dirahmati oleh-Nya... Aamiin...

Rabu, 19 Januari 2011

Makalah

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi keselamatan kerja terdapat pada unsur pemerintah, dalam ikatan profesi, badan-badan konsultasi di masyarakat, di perusahaan-perusahaan, dan lain-lain. Program pemerintah khususnya pembinaan dan pengawasan bersama-sama dengan praktek keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan isi mengisi, sehingga dicapai tingkat keselamatan kerja di perusahaan yang etinggi-tingginya. Selain itu, perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan penerapan keselamatan kerja di perusahaanya dapat memperoleh bantuan keahlian dari badan-badan konsultasi atau lembaga-lembaga pengujian. Pada tingkat perusahaan, pengusaha dan buruh adalah kunci kea rah keberhasilan program keselamatan kerja. Ikatan profesi meningkatkan pula profesi keselamatan kerja, agar menunjang program keselamatan kerja.
Secara keilmuan, keselamatan kerja memerlukan keahlian-keahlian lain, seperti teknologi, kimia, fisika, toksikologi, kesehatan, statistic, fisiologi, psikologi, dan lain-lain. Maka dari itu, selain ahli atau teknisi keselamatan kerja masih di perlukan insinyur, dokter, ahli faal, ahli jiwa, ahli statistic, dan lain-lain. Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu :
1.      Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan dan disebut bidang, bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian organisasi perusahaan, maka tugasnya kontinyu, pelaksanaanya menetap dan anggarannya sendiri. Kegiatan-kegiatannya biasanya cukup banyak dan efeknya terhadap keselamatan kerja adalah banyak dan baik.
2.      Panitia keselamatan kerja, yang biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain. Keadannya biasanya mencerminkan panitia pada umumnya. Pembentukan panitia adalah atas dasar kewajiban undang-undang.
B. MAKSUD DAN TUJUAN KEBIJAKAN K3
Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan dan keselamatan kerja, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat melalui konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.
Harus ada kebijakan K3 yang disyahkan oleh menejemen puncak, yang secara jelas memeberikan kerangka sasaran K3 dan komitmen dalam memperbaiki kinerja K3. Kebijakan harus :
a. Sesuai dengan sifat dan skala resiko K3 dari organisasi.
b. Mencakup komitmen untuk perbaikan berkelanjutan.
c. Mencakup komitmen ketaatan untuk memenuhi peraturan K3 dan persyaratan lainnya yang berhubungan dengan organisasi.
d. Terdokumentasi, diterapkan, dan dipelihara.
e. Dikomunikasikan pada seluruh personel dengan menekankan karyawan untuk peduli dengan kebijkan K3-nya.
f. Tersedia pada pihak terkait.
g. Ditinjau secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut masih relevan dan sesuai dengan organisasi.
Sama halnya dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, dalam OHSAS 18001:1999 harus ada kebijakan K3.Kebijakan K3 ini sebagai arahan dan prinsip dasar dalam segala aktivitas di organisasi. Kebijakan K3 harus dibuat dan disahkan oleh ikan manajemen puncak. Kebijakan K3 yang disusun harus konsisten dengan kebijakan bisnis organisasi, dan bagi perusahaan yang sudah menerapkan ISO 9001 : 2000 atau ISO 14001 : 1996 dapat mengintegrasikannya ke dalam standar tersebut, dengan cara melakukan perbaikan dn penambahan poin-poin yang sesuai.
Sesuai dengan persyaratan standar, kebijakan K3 harus memenuhi beberapa aspek, antara lain:
· Harus sesuai dengan sifat dan skal risiko K3
Analisis bahaya, penilaian dn pengendalian risiko merupakan dasar dari penerapan Sistem Manajemen K3, karen itu perlu direflesikan dalam kebijakan K3. berbeda dengan visi dan misi, maka sebuah kebijakan K3 haruslah realistik.
· Mencakup komitman perbaikan berkelanjutan
Harapan sosial adalah meningkatkan tekanan pada orgnisasi untuk mengurangi risiko penyakit akibat kerja, kecelakaan, dan insiden di tempat kerja. Dalm memenuhi persyratan perundangan, organisasi harus melakukan perbaikan terhad p kinerja K3-nya.
· Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan perundangan dan persyaratan lainnya
Organisasi dipersyaratkan untuk memenuhi persyaratn perundangan dan peraturan dan lainnya yang terkait. Persyaratan-persyaratan UU atau peraturan pemerintah yng terkait harus diidentifikasi, persyaratan lain maksudnya adalah kebijakn perusahaan induk, standar internal organisasi, dan spesipikasi.
· Terdokumentasi, diterapkan dan dipelihara
Rencana dana dan persiapan yang tepat adalah kunci sukses penerapan, terkadang kebijakan dan sasaran yang ditetapkan tidak realistik karena tidak tepat dan sumber daya yang tidak sesuai untuk mencapainya. Karena itu disarankan sebelum buat kebijakn, organisasi harus memastikan keuangan, kemampuan dan sumber daya yang sesuai serta semua sasaran yang ditatepkan secar masuk sbisa tercapai yang dapat dilihat dalam kerangka kerjanya.
· Dikomunikasikan kepada seluruh personel
Kesuksesan sistem manajemen K3 sangat dipengaruhi dari keterlibatan dan komitmen personelnya. Untuk itu sebuah organisasi perlu memastikan karyawannya peduli terhadap kwalitas lingkungan kerjanya dan akibat yang ditimbulkan. Karena itu persyaratan ini memprsyaratkan organisasi harus mengomunikasikan pada semua level. Kesalah besar yang sering terjadi adalah para personel hanya menghafal kebijakan K3 tersebut. Padahal yang terpenting OHSAS 18001 adalah kebijakan K3 yang ditetapkan tersebut dapat dipahami oleh semua level personel sehingga mereka dapat kerangka kerja K3 yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.
· Tersedia bagi pihak terkait
Pihak mana pun yang terpangaruh oleh kinerja k3 organisasi harus dipastikan mengetahui tentang keberadaan kebijakan K3, biasanya dengan membuat dalam bentuk pigura yang ditempelkan di ruang tunggu, atau di brosur pamasaran.
· Ditinjau secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih relevan dan sesuai dengan organisasi
Perubahan peraturan, harapan sosial yang meningkat, dan perubahan organisasi sering kali terjadi, konsekuensinya kebijakan K3 dan sistem manajemen K3 harus ditinjau secara periodik untuk memastikan kesesuainnya dan keefektifanya. Hasil perubahanya harus juga dikomunikasikan kepada pihak terkait.
Dalam menyusun sebuah kebijakan K3 yang baik, manejemen puncak dapat mempertimbangkan hal-hal berikut :
- Aspek bahaya yang trjadi.
- Persyaratan perundang-undangan.
- Sejarah dan kinerja K3 organisasi.
- Kebutuhan pihak terkait.
- Peluang dan kebutuhan perbaikan berkelanjutan.
- Sumber daya yang diperlukan.
- Kontribusi karyawan, rekanan, pihak luar lainya
C. Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Organisasi keselamatan kerja terdapat pada unsur pemerintah, dalam ikatan profesi, badan-badan konsultasi di masyarakat, di perusahaan-perusahaan, dan lain-lain. Program pemerintah khususnya pembinaan dan pengawasan bersama-sama dengan praktek keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan isi mengisi, sehingga dicapai tingkat keselamatan kerja di perusahaan yang etinggi-tingginya. Selain itu, perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan penerapan keselamatan kerja di perusahaanya dapat memperoleh bantuan keahlian dari badan-badan konsultasi atau lembaga-lembaga pengujian. Pada tingkat perusahaan, pengusaha dan buruh adalah kunci kea rah keberhasilan program keselamatan kerja. Ikatan profesi meningkatkan pula profesi keselamatan kerja, agar menunjang program keselamatan kerja.
Secara keilmuan, keselamatan kerja memerlukan keahlian-keahlian lain, seperti teknologi, kimia, fisika, toksikologi, kesehatan, statistic, fisiologi, psikologi, dan lain-lain. Maka dari itu, selain ahli atau teknisi keselamatan kerja masih di perlukan insinyur, dokter, ahli faal, ahli jiwa, ahli statistic, dan lain-lain.
D. ORGANISASI PEMERINTAH
Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat terdapat dalam bentuk direktorat pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja. Direktorat jendral perlindungan dan perawatan tenaga kerja. Fungsi-fungsi direktorat tersebut antara lain adalah :
1. melaksanakan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang mekanik.
2. melakukan p[embinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang listrik.
3. melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang uap.
4. melakukan pembinaan, pengawasan serta penyempurnaan dalam penetapan norma-norma keselamatan kerja di bidang pencegahan kebakaran.
Sub direktorat yang ada sangkut pautnya dengan keselamatan kerja di bawah direktorat tersebut membidangi keselamatan kerja mekanik, keselamatan kerja listrik, keselamatan kerja uap dan pencegahan kebakaran. Seksi-seksi di bawah keselamatan kerja mekanik adalah seksi mesin produksi, seksi pesawat tekanan, seksi pesawat transport dan angkut dan seksi pesawat umum. Di dalam sub direktorat keselamatan kerja mekanik terdapat seksi pembangkit listrik, seksi distribusi listrik dan seksi pesawat listrik.
E. ORGANISASI TINGKAT PERUSAHAAN
Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu :
1. Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan dan disebut bidang, bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian organisasi perusahaan, maka tugasnya kontinyu, pelaksanaanya menetap dan anggarannya sendiri. Kegiatan-kegiatannya biasanya cukup banyak dan efeknya terhadap keselamatan kerja adalah banyak dan baik.
2. Panitia keselamatan kerja, yang biasanya terdiri dari wakil pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain. Keadannya biasanya mencerminkan panitia pada umumnya. Pembentukan panitia adalah atas dasar kewajiban undang-undang.
Tujuan keselamatan pada tingkat perusahaan adalah sebagai berikut :
1. pencegahan terjadinya kecelakaan
2. pencegahan terhjadinya penyakit-penyakit akibat kerja.
3. pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya terjadinya kematian akibat kecelakaan oleh karena pekerjaan.
4. pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat pekerjaan.
5. pengamatan material, konstruksi, bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-peawat, instalansi-instalansi, dan lain-lain.
6. peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang tinggi.
7. penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber produksi lainnya sewaktu bekerja.
8. pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman, dan nyaman.
9. peningkatan dan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi dan pembangunan.
Berdasarkan pengamatan dan kajian terhadap implementasi TI, khususnya di perusahaan-perusahaan Indonesia, nampaknya hal yang menjadi kunci sukses utama adalah aspek leadership atau kepemimpinan dari seorang Presiden Direktur. Pimpinan perusahaan ini harus dapat menjadi “lokomotif” yang dapat merubah paradigma pemikiran (mindset) terhadap orang-orang di dalam organisasi yang belum mengetahui manfaat strategis dari teknologi informasi bagi bisnis perusahaan.
Disamping itu, yang bersangkutan harus memiliki rencana strategis atau roadmap yang jelas terhadap pengembangan teknologi informasi di perusahaannya dan secara konsisten dan kontinyu disosialisasikan ke seluruh jajaran manajemen dan stafnya. Hal-hal semacam business plan, kebijakan (policy), masterplan, cetak biru, dan lain sebagainya dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam usahanya untuk mengembangkan TI secara holistik, efektif, dan efisien.
BAB II
ISI
A. Tanggungjawab manajerial
Menurut Liang Gie (1982) dalam Maman Ukas (1999), bahwa kemampuan manajerial ( Managerial Competence) adalah: “Daya kesanggupan dalam menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas dalam suatu organisasi. Nilai dalam manajemen sangat menentukan oleh karena nilai demikian berkenaan dengan aktivitas pokok yaitu memimpin suatu organisasi yang bersangkutan. Nilai ini dikenakan terutama kepada manajer organisasi itu. Kadangkala daya kemampuan ini disebut juga atau dikatagorikan dalam kemahiran manajemen”.
Peter F Drucker yang dikutip dalam jurnal Muhamad Nursadik (2004) mengungkapkan bahwa “tugas utama dari seorang manajer profesional adalah bagaimana meningkatkan customer (meningkatkan pelanggan). Dalam konsep ini dikatakan bahwa seorang manajer profesional yang pertama-tama harus diketahuinya adalah tujuan perusahaannya. Berangkat dari tujuan perusahaan tersebut semua stafnya harus mengetahui dengan jelas dan memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang kerjanya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”
Tanggung jawab dari seorang manajer yang profesional adalah memberikan sugesti dan selalu mendengarkan dari staf kemungkinan penyelesaian masalah dalam suatu persoalan yang spesifik. Dan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan kesempatan kepada staf untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting dibanding kalau staf itu tinggal mau menerima perintah baru mengerjakan sesuatu.
Maman Ukas (1999) mengemukakan, sesuai dengan kode etik dari manajer yang salah satunya mencari dan merekomendasi untuk menaikan produktivitas dan efisiensi harus didukung oleh kemampuan manajerial dari seorang manajer. Selanjutnya, Maman Ukas (1999) menyatakan manajer yang memilki kemampuan manajerial (manajer kompeten) adalah seorang yang memiliki kompetensi manajerial, yaitu memiliki pengetahuan, dan sikap perilaku yang turut berkontribusi terhadap penampilan manajerial yang efektif. Karena seseorang akan mampu mengelola organisasi apabila ia memiliki kecakapan manajerial (managerial competensy) yaitu suatu keterampilan atau karakteristik personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen. Adapun beberapa penjelasan tentang manajer itu adalah :
1. Manajer SDM
Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas SDM di dalam perusahaan. Mengelola, mengkoordinasi, dan menyelaraskan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan SDM untuk mendukung kebutuhan usaha. Mengkoordinasikan resolusi kebijakan-kebijakan SDM yang khusus/ terperinci, permasalahan seputar prosedur, dan permintaan atas keterangan. Mencapai kebutuhan tenaga kerja yang efektif melalui proses seleksi dan rekrutmen di seluruh level, baik internal maupun eksternal.
Tanggung jawab Utama :
a). Menetapkan dan menjaga prosedur dan kebijakan SDM, mengkoordinasi dan melaksanakan aktivitas pengembangan dan pelatihan, strategi-strategi perekrutan, membantu memudahkan program perencanaan penerusan manajemen, mengikuti perkembangan hukum dalam ketenagakerjaan dan hubungan industri, menjaga hubungan dengan pegawai pemerintahan yang bersangkutan, memeriksa praktek-praktek SDM dan mendukung divisi-divisi dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan.
b). Menyediakan nasihat dan dukungan untuk manajemen atas isu atau masalah yang berhubungan dengan sumber daya yang diperlukan, desain dan pengembangan organisasi, pengembangan dan pembelajaran, pengelolaan performa/ kinerja, kompensasi dan tunjangan, dan masalah-masalah SDM lainnya.
c). Menyelaraskan SDM dengan strategi bisnis untuk menciptakan hasil yang selaras dengan kesuksesan bisnis.
d). Meningkatkan performa organisasi dan karyawan melalui motivasi dan kesempatan pengembangan diri yang menyelaraskan tujuan perusahaan dan tujuan pribadi karyawan.
e). Memastikan bahwa segala proses SDM yang berlangsung difokuskan pada penghematan biaya, kualitas, serta kepuasan jasa dan pelanggan.
f). Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas SDM, termasuk angkatan kerja/ ketenaga-kerjaan, kompensasi, hubungan dalam ketenagakerjaan, tunjangan, serta pelatihan dan pengembangan.
g). Kewajiban-kewajiban lain seperti yang telah ditugaskan.
2. Manajer Pemasaran

Tanggung Jawab Utama adalah sebagai berikut :

a). Merencanakan strategi pemasaran.
b). Mengadakan pembinaan dan pengembangan jalur pemasaran.
c). Menyelenggarakan riset pasar
d). Mengupayakan dan memenuhi undangan tender yang didapat.
e). Mengkoordinasikan proses penawaran dengan fungsi terkait.
f). Menyajikan informasi harga perkiraan dari pemilik/pesaing.
g). Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu yang dikembangkan perusahaan.
h). Membina fungsi di lingkungannya dan SDM yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
i). Melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal yang terkait dengan fungsi pemasaran dalam rangka upaya optimalisasi perolehan pesanan, undangan tender.
j). Evaluasi tender yang kalah dan kondisi pasar
B. Tanggungjawab supervisor
Posisi Supervisor (Penyelia atau Pengawas) menempati peran yang sangat crucial di dalam suatu organisasi. Di satu sisi, sebagai wakil Management yang terdekat dengan karyawan, ia memiliki fungsi yang vital karena harus mampu menjadi jembatan untuk menerjemahkan Visi dan Misi Perusahaan kemudian menderivasinya untuk diimplementasikan bersama-sama dengan anak buahnya. Di sisi lain, Supervisor mengemban amanah untuk mampu menyerap dan mengkomunikasikan aspirasi karyawan sebagai masukan bagi Perusahaan untuk menjaga situasi dan kondisi yang kondusif bagi terpeliharanya produktivitas yang maksimal dan kinerja yang optimal. Secara umum tugas dan tanggung jawab penyelia dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja hanyalah singkat yaitu : memimpin pelaksanaan produksi secara aman. Tampak jelas bahwa penyelia merupakan salah satu pejabat lini yang harus bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dipimpinnya (termasuk keslamatan dan kesehatan bawahannya selama bekerja ). Memang ia bukan satu – satunya pejabat lini yang peranannya sangat menentukan dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi sebagai pimpinan pelaksana kerja ia bertanggung jawab secara langsung terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Untuk memenuhi tanggung jawab diatas, penyelia harus melakukan bebarapa tugas pengawasan yaitu :
a). melakukan induksi/orientasi bagi pekerja baru dan pindahan dari unit lain
b). memberi contoh bertingkah laku secara aman, sehat dan selamat
c). memimpin, melatih dan memberikan motivasi kepada bawahannya agar bertindak secara aman sehat dan selamat
d). melakukan komunikasi yang baik dengan kelompok – kelompok pekerja yang dipimpinnya
e). memberikan instruksi kerja yang benar dan jelas sehingga dapat dihindarkan pelaksanaan kerja yang salah
f). menilai proses operasi dan menentukan kemungkinan bahaya yang ada di unit kerja/ pekerja yang dipimpinnya
g). melaksanakan pengamatan dan analisa pelaksanaan kerja yang aman (job safety observation & job safety analysis)
h). menentukan cara terbaik untuk mengatasi bahaya serta perbaikan cara kerja yang tak aman
i). memilih dan menentukan penggunaan alat keselamatan kerja di daerah yang di pimpinnya
j). mengawasi pelaksanaan pareturan keselamatan dan kesehatan kerja di daerah yang dipimpinnya
k). melakukan inpeksi berkala yang berencana
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam inpeksi adalah :
1) alat dan mesin berada dalam keadaan aman untuk digunakan
2) semua perlindungan mesin dan tanda peringatan bahaya pada tempat yang semestinya
3) alat pemadam api/ kebakaran dan alat keselamatan kerja diletakkan/disimpan pada tempat yang semestinya secara baik
4) tidak ada titik- titik atau daerah berbahaya yang tak berpelindung
5) lorong – lorong tak terhalang dan jarak antara mesin diperhatikan
6) tata letak /rumah tangga ( house keeping ) berada dalam keadaan baik
7) bahan/peralatan kerja kerja disimpan dengan baik di daerah tempat kerja
8) pekerja mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku
l). membina kesiagaan unit kerja yang dipimpinnya terhadap keadaan gawat darurat
m). mengusahakan agar pembuangan bahan buangan pabrik ( limbah. Ampas, dan gas buang) tidak sampai menimbulkan pencemaran yang merugikan masyarakat
n). melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan da insiden yang terjadi dan membuat laporan usul perbaikan untuk mencegah agar hal yang sama tak terulang kembali
o). dan lain – lain
C. Tanggungjawab Direktur K3
Direktur K3 adalah orang memimpin jalannnya program-program K3 pada perusahaan. Jabatan tertinggi adalah pada level Direktur (anggota Direksi) atau Chief Information Officer, yang memiliki paling tidak 5 (lima) tugas utama sebagai berikut:
1. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan. Kalau dahulu manajemen inti cukup mempelajari semua komponen internal perusahaan (khususnya sehubungan dengan produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan). Saat ini hal tersebut tidaklah cukup.
Persaingan yang begitu cepat dan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mengharuskan eksekutif perusahaan untuk selalu memantau dan mempelajari aspek-aspek di luar perusahaan (eksternal) secara intens dan terus-menerus, terutama yang terkait dengan perilaku pasar (market) dan pelanggan.
Setidak-tidaknya, untuk dewasa ini, ada tujuh cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal perusahaan.
Ketujuh cara tersebut adalah:
1) Memiliki armada SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal lainnya;
2) Mempelajari secara mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan;
3) Mengundang bagian-bagian lain dalam perusahaan untuk berdiskusi secara berkala;
4) Menghadiri seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait;
5) Membaca secara aktif publikasi-publikasi yang terkait dengan produk, jasa, dan industri di mana perusahaan yang bersangkutan berada;
6) Menjadi anggota forum-forum bisnis maupun akademis terkait; dan
7) Menjalin komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan.
2. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting, mengingat banyak sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukan saat ini.

Namun walau bagaimanapun juga, direktorat sistem informasi yang ada harus dapat membuktikan bahwa aktivitias-aktivitas yang dilakukan saat ini adalah merupakan jalan atau jembatan menuju masa depan. Direktorat, departemen, atau divisi sistem informasi (atau teknologi informasi) harus memiliki citra yang baik di mata fungsi-fungsi lain dalam perusahaan. Strategi yang paling efektif adalah dengan cara membantu para SDM di dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya melalui utilisasi TI, karena hal inilah yang merupakan misi utama dari keberadaan sistem informasi di perusahaan.

Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada para pengguna (users) sistem informasi, mulai dari staf sampai dengan manajer eksekutif, merupakan salah satu cara lain untuk meningkatkan citra divisi sistem informasi. Dengan menghasilkan “produk-produk” yang terbukti dapat membantu para karyawan dalam melaksanakan aktivitas perkerjaannya sehari-hari, divisi sisten informasi akan dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari fungsi-fungsi lain di organisasi untuk membawa mereka ke bentuk perusahaan masa depan.
3. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
“Tak kenal maka tak sayang”, mungkin demikianlah kalimat yang cocok ditujukan bagi para karyawan yang belum pernah dan takut menggunakan komputer. Melihat bahwa keberadaan TI ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM (employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas memasyarakatkan teknologi informasi agar digunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan.

Selain pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Caranya bisa beraneka ragam, mulai dari yang bersifat hiburan (entertainment) – seperti melalui permainan pada saat rekreasi perusahaan (company outing) – sampai dengan yang sangat serius, seperti diadakannya workshop khusus. Tujuannya adalah agar para karyawan akrab dengan komputer (computer literate), sehingga selain dapat meningkatkan kualitas kerja mereka, inovasi-inovasi baru berupa ide-ide pengembangan di masa mendatang akan turut berpengaruh pada pengembangan sistem informasi di perusahaan.
4. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif. Membantu perusahaan mencanangkan visinya di masa mendatang adalah salah satu contoh sikap proaktif yang harus dimasyarakatkan di kalangan perusahaan. Visi pemanfaatan sistem informasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari visi perusahaan secara umum.

Melihat bahwa abad sekarang dan mendatang adalah era yang sangat bergantung kepada informasi, peranan CIO dalam melihat masa depan perusahaan menempati posisi yang cukup dominan. Namun tugas CIO tidak hanya terbatas untuk merumuskan visi saja, namun yang bersangkutan harus dapat memasyarakatkan ide-ide yang ada ke seluruh jajaran manajemen dan staf (create a vision).

Apalah artinya sebuah visi yang bagus tapi tidak ada seorang pun dari karyawan yang merasa perlu untuk mewujudkannya. Ada banyak teknik dan teori yang ditawarkan kepada manajemen untuk membantu merumuskan dan menjual visi kepada seluruh jajaran karyawan secara efektif. Hal ini sangat penting, karena visi merupakan akar dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan bisnisnya setiap hari.
5. Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan, yang terdiri dari komponen-komponen seperti software, hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan dengan rencana pengembangannya di masa mendatang.
Suatu kali seorang praktisi manajemen mengatakan bahwa seorang CIO yang baik akan dapat “memanusiakan” karyawannya dengan cara memanfaatkan TI untuk membantunya melaksanakan aktivitas pekerjaan sehari-hari.Adapun tanggung jawab seorang direktur K3 adalah :
a). menetapkan kebijakan k3
b). memastikan sistem manajemen k3 diterapkan
c). menunjuk wakil manajemen
d). menyediakan sumberdaya yang cukup untuk sistem manajemen k3
e). menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat
f). menetapkan dan memelihara program k3
g). memberikan dukungan bagi level manajemen dalam aktivitas k3
h). menyediakan informasi k3 bagi pekerja
i). memastikan pekerja mendapatkan pelatihan, disetifikasi jika dipersyaratkan
j). kemastikan alat pelindung porsenel yang digunakan sesuai dan dalam kondisi yang baik
k). melakukan evaluasi kinerja k3 level manajemen
l). menyediakan perangkat bagi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
karyawan yang puas dengan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) cenderung lebih positif, lebih merasa terikat dan lebih produktif dibandingkan dengan karyawan yang bekerja di perusahaan yang kurang "bertanggung jawab".
D. Tanggungjawab karyawan
Pekerja dalam istilah K3 adalah orang yang melakukan pekerjaan atau memberikan jasa yang mendapat upah atas kegiatannya dari perusahaan. Dalam kaitannya terhadap Sistem Manajemen K3, pekerja memiliki tanggung jawab, antara lain :
1. Bekerja sesuai dengan peraturan dan persyaratan.
2. Menggunakan peralatan, alat pelindung yang dipersyaratkan perusahaan.
3. Melaporkan pada manajemen puncak atau supervisor atas kehilangan atau kerusakan peralatan pengendali resiko yang dapat berpengaruh pada K3.
4. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur atau instruksi kerja.
5. Tidak memindahkan atau menggunakan secara tidak benar berbagai peralatan pelindung/pengendali yang dipersyaratkan oleh peraturan, undang-undang, organisasi.
6. Tidak mengoperasikan atau menggunakan peralatan apapun yang dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja.
7. Melaporkan pada manajemen kondisi ketidaksesuaian apapun yang terjadi di tempat kerja.